Monday, January 3, 2005

Air Mata Untuk Kakak


Jangan menangis lagi kakakku
Dunia telah melihat betapa besar penderitaanmu
Bersabarlah, tunggu beberapa detik lagi
Adikmu di sini berusaha keras membantu dengan keringat dan air mata

Tahanlah kepedihanmu sebentar lagi saja
Jangan biarkan air mata membasahi pipimu terus
Mengucur deras tanpa henti
Tapi, kalau memang harus, biarlah itu menjadi yang terakhir

Ingatlah, dalam tangismu, ada tangisanku
Dalam jeritmu, ada jeritanku
Dalam harapmu, ada keinginanku
Dan, dalam setiap tarikan nafasmu, ada detak nyawaku

Dulu kita bersaudara, sampai detik ini pun kita tetap bersaudara
Saudara yang selalu berbagi dalam tawa dan air mata
'Tak akan ku langkahkan kakiku setapak pun sampai kamu berdiri lagi
Lihatlah kakak, matahari di timur sana telah menantimu tersenyum kembali

(Nanggroe Aceh Darussalam telah hancur dalam hitungan menit. Ratusan ribu jiwa melayang dalam sekejab mata. Hati manusia mana yang tidak ikut meratap dan menjerit bersamaan dengan perginya mereka. Kalau masih ada matahari dan bulan untuk hari esok, tentu ada masih ada harapan untuk kakakku, Aceh. Dia yang telah jatuh dan hancur akan bangkit kembali. Entah lusa, besok atau hari ini)

-dari: saya, yang menangis-

No comments: