Monday, June 7, 2010

SALT AND LIGHT

Mat 5:13-14 berkata "Kamu adalah garam dunia. Kamu adalah terang dunia."

Ayat di atas tidak berkata kita harus menjadi garam dan terang dunia, tapi mengatakan bahwa kitalah garam dan terang dunia. Ya, kitalah garam dan terang itu sendiri. Yesus mengatakan di dalam kita ada potensi untuk menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Dalam bahasa Inggris dikatakan "You ARE the salt and light of the world," bukan "You SHOULD be salt and light of the world." Ada perbedaan besar antara menggunakan kata 'are' dan 'should'.  

Sejak awal penciptaan dunia (Kej 1:26-28), TUHAN Allah merencanakan melalui manusialah dunia ini akan dikuasai dan ditaklukkan. Rencana itu masih tetap seperti itu di jaman Perjanjian Baru dan sampai saat ini. Rencana Tuhan tidak berubah. Lewat diri kitalah, orang-orang yang percaya dan mau berdiri bagiNya, DIA ingin mengubahkan dunia ini. Tuhan hanya memiliki satu rencana dan tidak ada rencana cadangan untuk menyelamatkan dan memulihkan bumi ini selain melalui manusia. Awesome, isn't it?

Kitalah garam dan terang dunia ini. Di dalam setiap kita yang percaya kepada Yesus ada sebuah cetak biru yang Tuhan kerjakan supaya kita bisa memberikan rasa, memberi pengaruh, dan menyinari dunia yang kita tinggali saat ini.

Thursday, June 3, 2010

Journal for Your Journey

Teringat sebuah cerita dalam kitab Keluaran di Perjanjian Lama mengenai seorang pahlawan besar di Israel, Musa. Waktu Musa diperintahkan Tuhan membebaskan Bangsa Israel dari Mesir, Tuhan hanya memberi Musa sebuah tongkat. Kenapa tongkat? Silakan baca di Kitab Keluaran apa yang Musa lakukan bersama tongkatnya waktu dia menantang Firaun dan para ahli nujumnya dengan gagah berani. Yang saya mau ceritakan adalah mengenai keberadaan dan arti tongkat itu sendiri. Dalam sebuah adat kuno Israel, semua orang yang hidup mengembara rata-rata memiliki tongkat pusaka. Tongkat tersebut terbuat dari bahan kayu yang kuat dan solid. Sepanjang si pemilik tongkat ini hidup, dia akan mengukir kenangan atau pelajaran yang dia dapati selama hidup di tongkat tersebut. Dia ukir di tongkat itu dengan bahasa/simbol/tanda yang biasanya hanya dia yang mengerti artinya. Itu yang dilakukan Musa selama hidupnya, mengukir pengalamannya berjalan bersama Allah yang luar biasa. Hal itu membuat Dia tidak pernah lupakan apa yang pernah Allahnya lakukan bersama dia.

Dulu saya pikir menyenangkan kalau memiliki diary. Yah, agak seperti cewek sih. Mellow. Ha3x. Tapi honestly dulu saya punya diary yang isinya hal-hal yang saya alami sehari-hari, entah itu sesuatu yang menyebalkan atau menyenangkan. Biasanya diawali dengan kata-kata 'Dear Diary.' Weeek! Sampai akhirnya saya mendapat pelajaran berharga mengenai tongkat Musa ini. Sejak hari itu saya memutuskan untuk tidak lagi membuat diary, tapi membuat jurnal kehidupan saya. Salah satu bentuk jurnal saya adalah blog ini.

Lho, memang apa bedanya diary dan jurnal? Saat menulis diary, orang cenderung menulis apa yang dia alami dan rasakan saja. Orang larut dengan perasaan yang dia rasakan saat itu dan menumpahkannya ke tulisan. Diary membuat orang menulis hanya tentang dirinya dan dari sudut pandang dirinya saja. Sedangkan jurnal tidak seperti itu. Jurnal bukan hanya berisi peristiwa atau perasaan yang dia alami saja, tapi apa pelajaran yang dia dapatkan dari hal-hal yang dia alami dalam hidupnya. Dalam hal ini pelajaran atau pengalaman apa yang kita dapatkan selama kita berjalan bersama-sama dengan Tuhan.

Tuliskan hari-hari yang kita lewati bersama Tuhan, entah pada saat kita sedang berada di padang rumput hijau yang menyegarkan atau pun saat kita sedang berada di dalam lembah kekelaman. Karena selalu ada pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari pengalaman-pengalaman kita bersama Tuhan.

nb: Lima atau sepuluh tahun yang akan datang, baca kembali jurnal-jurnal kehidupanmu, dan engkau akan sangat terpesona dengan apa yang Tuhan sudah lakukan bersama dengan hidupmu. 

Nasa Binti Nain (In Memoriam)

Selama kita hidup di dunia ini kita bisa belajar dari mana pun, selama kita mau belajar dan mau diajar. Tuhan tidak selalu mengajar kita lewat kotbah yang disampaikan oleh hamba-hambaNya di depan mimbar. Kalau saja kita mau sedikit memperhatikan sekeliling kita, pasti ada banyak sekali pelajaran beharga yang Tuhan ingin ajarkan untuk kita. Saya memiliki beberapa pahlawan dalam hidup saya yang dari mereka saya banyak belajar mengenai begitu banyak kebenaran yang terkandung di dalam Firman Tuhan. Salah satunya bernama Gundul (nama asli Nasa binti Nain).


Entah kenapa dia mendapat panggilan seperti itu di keluarga saya. Gundul adalah pembantu di rumah saya. Dia menjadi pembantu dalam keluarga saya sejak kakek dan nenek saya masih pacaran. Setelah menikah, kakek nenek saya memiliki 10 anak, dan Gundul memutuskan ikut ayah saya ketika ayah saya menikah. Dia tetap bekerja bertahun-tahun menjadi pembantu di keluarga saya sampai saya lahir dan berusia 25 tahun. Dia lewati semua duka yang keluarga saya alami. Dia sudah meninggal di usianya yang tua karena sakit. Dia hidup tanpa suami dan anak. Dia pernah menikah, namun ditinggal oleh suaminya. Dia tidak bisa baca dan tulis. Karena tidak bisa baca tulis, seringkali dia ditipu oleh orang-orang jahat. Keluarganya yang tersisa hanya kakak-kakaknya dan adiknya. Ayah ibunya sudah meninggal. Keluarganya pernah terpecah belah akibat pemberontakan G30S PKI di Lubang Buaya, karena dia dulu tinggal di sana sebelum akhirnya bertemu dengan kakek nenek saya.

Saya belajar sesuatu dari hidupnya, yaitu mengenai KESETIAAN. Di tengah kehidupannya yang begitu sulit dan masa lalu yang tidak baik, dia setia melakukan apa yang dikerjakan. Ya, memang dia hanyalah seorang pembantu sampai akhir hidupnya, tapi pelajaran yang dia berikan kepada saya sangat berharga. Andai saja dia tahu kesetiaannya bekerja untuk keluarga saya begitu berjasa untuk membuat saya tetap berdiri kuat dalam Tuhan sampai hari ini. Setiap kali saya mengeluh dan menggerutu tentang betapa berat hidup yang saya jalani, saya selalu teringat akan kehidupan dan hari-hari berat yang dilewati oleh Gundul dan dia setia menjalaninya. No doubt, she's one of my hero.