Tuesday, November 23, 2010

WHEN I DIE

Tiga bulan terakhir ini ada tiga anggota keluarga dari orang yang gue kenal meninggal. Gue datang ke sana untuk menghibur mereka yang ditinggalkan atau kadang sekedar bersilatuhrami. Entah kenapa gue lebih senang datang ke rumah duka, daripada ke pesta pernikahan.
 
Saat datang ke rumah duka kebanyakan mereka yang merasa dekat atau hidupnya dekat dengan orang yang meninggal biasanya sedang menangis dan duduknya dekat dengan peti mati. Beberapa yang tertawa dan asyik sendiri di rumah duka, biasanya bukan orang yang dekat dengan orang yang meninggal. Perhatian gue seringkali banyak terarah ke orang-orang yang bersedih.

Gue selalu bertanya-tanya seandainya gue suatu hari ada di dalam peti itu, apa yang akan orang rasakan ketika datang ke pemakaman gue? Apakah mereka bersedih atau bersukacita? Gue ingin mereka yang datang merayakan dengan banyak menyanyikan lagu-lagu yang upbeat bukan slowbeat, memakai pakaian yang warna-warni bukan bewarna gelap, bersukacita bukan bersedih, dan merelakan pergi bukan menangis meraung-raung seolah Tuhan jahat.

Seharusnya orang-orang yang di dalam Yesus tidak bersedih hati ketika berada di pemakaman, tidak dibalut pakaian bewarna gelap, dan menyanyikan lagu-lagu sendu saja. Karena untuk mereka yang mengenal Yesus, saat mereka meninggal, mereka bukan pergi meninggalkan keluarganya, tapi justru dia pulang ke rumah Bapanya.

Gue selalu membayangkan sebuah pesta di pemakaman anak-anak Tuhan lebih meriah bahkan daripada pesta perkawinan atau pesta kelahiran. Orang-orang yang meninggalkan dunia ini dengan iman tetap kepada Yesus menurut gue layak mendapat perayaan dan penghargaan yang luar biasa meriah. Karena kita tahu bahwa dia telah berjuang dalam pertandingan imannya di dunia dengan baik dan kembali ke rumah asalnya sebagai orang yang lebih dari pemenang.

Be An Inspiration

Without limbs, but with great GOD
Ada tiga pertanyaan besar yang seringkali muncul dalam setiap manusia:
1. Dari mana dia berasal
2. Untuk apa dia ada di dunia ini
3. Kemana dia akan pergi nanti setelah meninggal

Banyak orang mendapat jawaban yang salah mengenai ketiga hal di atas dan itu membuat orang salah menentukan arah hidupnya. Gue pun salah satu yang pernah menanyakan hal tersebut dalam hidup gue dan mendapatkan jawaban yang salah. Tapi sekarang gue sudah menemukan jawaban yang benar untuk semua pertanyaan di atas. Kalau kamu masih baru bisa menjawab dua dari tiga pertanyaan di atas, kamu masih harus cari jawaban untuk satu pertanyaan sisanya.

Kalau saja semua orang yang percaya Yesus tahu bahwa dirinya adalah garam dan terang dunia (baca artikel Salt and Light), pasti dia nggak akan pernah sembarangan dengan hidupnya.

Sebuah survei yang gue baca beberapa waktu lalu, lupa di website apa, mengatakan kalau sejak tahun 2000 lalu kasus bunuh diri meningkat drastis, terutama di kalangan anak muda / remaja. Mengenaskan banget bacanya. Yang gue tahu sekitar 15 tahun lalu, kasus bunuh diri biasanya dilakukan oleh orang-orang dewasa seperti para pengusaha yang bangkrut atau orangtua yang terlilit hutang dan tidak bisa membiayai keluarganya. Tapi sekarang dunia sudah berbeda. Berbagai surat kabar menulis belakangan ini banyak anak muda bunuh diri hanya karena kalah taruhan bola, diputusin pacar, nggak dapat pekerjaan, malu karena sering diejek temannya, dan hal konyol lainnya. Tidakkah mereka tahu kalau hidup mereka itu berharga?

Well actually, I was one of them. Gue pernah beberapa kali mencoba bunuh diri dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan pisau dan cutter. Penyebab utamanya karena depresi dan sebagian penyebab lainnya karena sesuatu yang nggak jelas (moody). Gue ingat suatu hari waktu gue sedang dalam kondisi depresi berat, saat itu gue sudah menjadi orang Kristen, gue merencanakan untuk bunuh diri untuk ke sekian kalinya. Nggak disangka hari itu di sekolah, seorang teman mengajak gue ngobrol dan dia curhat kalau hidupnya berantakan, orangtuanya selalu ribut, dan hidupnya sama sekali jauh dari indah, dia ingin bunuh diri atau setidaknya minggat dari rumah. Tapi dia bilang,"Setiap kali gue mau lakukan hal itu, gue selalu ingat sama diri lu. Gue tahu hidup lu juga kacau, tapi gue heran kenapa lu selalu bisa tersenyum dan seperti tidak ada masalah yang terlalu berarti di hidup lu. Gue tahu itu karena Yesus."

Hari itu gue seperti disengat listrik dan tiba-tiba sesuatu di dalam diri gue bergejolak. Gue jadi sadar mungkin terkadang gue pikir hidup gue ini nggak berguna. Mungkin nggak berguna buat gue, tapi bagaimana untuk orang lain? Ternyata hidup gue dilihat oleh orang lain dan itu bisa menyelamatkan mereka, ya seperti cerita teman gue tadi itu.

Gue mengambil sebuah keputusan besar dalam hidup gue hari itu. Gue berjanji kalau gue nggak akan pernah mencoba bunuh diri lagi, gue mau buang semua pikiran dan perasaan negatif gue. Ya, memang terkadang dalam hidup kita ini muncul perasaan atau pikiran yang nggak enak, tapi gue nggak mau terpengaruh sama hal itu. Gue nggak mau dikontrol sama hal negatif. Nggak ada hal di dunia ini yang sama sekali layak untuk membuat kita sampai harus bunuh diri.

Janji gue hari itu, "Gue mau bangun pagi setiap hari dan melakukan seluruh aktivitas gue pada hari itu dengan baik. Sekalipun mungkin hati gue sedang kacau, mungkin gue sedang dalam masalah yang berat, tapi gue mau jalani kehidupan gue setiap hari dengan cara yang terbaik. Karena mungkin ada orang di luar sana yang sedang depresi dan ingin mengakhiri hidupnya dan melihat hidup gue, dia jadi diselamatkan."

Andai saja semua orang bisa membaca hati dan pikiran semua orang, percayalah kalau kita menjalani kehidupan kita dengan cara terbaik, dengan cara ilahi, ada banyak orang yang berterimakasih karena merasa diselamatkan oleh gaya hidup kita. 

Tuesday, July 27, 2010

POHON KORMA - POHON YANG RADIKAL

     Apakah temen-temen sudah ada yang pernah nyobain buah korma? Saya pribadi sih belum pernah nyobain. Tapi kata orang-orang yang pernah nyoba, buah ini rasanya manis banget. Dan katanya kalau dapat buah korma yang import alias asli dari negara asalnya, rasanya mak nyooos, uenak tenan. Dengar kayak gitu, yah saya sedikit ngiler juga. Nah, kalau temen-temen sudah pernah makan buah korma, sekarang pertanyaan saya, apakah temen-temen pernah baca ayat Alkitab yang menulis tentang buah korma? Pastinya sudah pernah dong baca Maz 92:12 “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.” Dulu gue kira Tuhan jahil amat ya nulis-nulis tentang pohon korma segala, apalagi gue taunya pohon korma asalnya dari negara Timur Tengah, dan biasanya muncul di jalanan kalau lagi musim puasa. Kenapa gak pohon apel atau pohon jeruk saja gitu? Tapi pertanyaan gue terjawab setelah gue tahu lebih jauh tentang pohon korma.

     Pohon korma yang asli (alias bukan cangkokan) tumbuh di padang gurun. Semua orang pasti setuju kalau buah korma dari padang gurun rasanya manis dan gurih banget tapi tidak menyengat tenggorokan. Tahu sendiri kan padang gurun itu seperti apa. Kalau siang panasnya bisa mencapai 60 derajat celcius dan kalau malam bisa turun sampai minus 20 derajat celcius. Suhu di padang gurun sangat ekstrim, belum lagi kalau ada badai gurun yang kadang datang dengan kecepatan 40-60 km/jam. Makanya orang-orang yang tinggal di dekat gurun kebanyakan menggunakan cadar dan pakaian yang serba tertutup. Karena kalau badai datang dan mereka tidak memakai penutup tubuh, pasir bisa masuk ke telinga, mata, hidung, dan mulut mereka. Kalau badainya sangat kencang, mereka bisa terbawa badai dan bahkan mati tergulung pasir.
     Bagaimana pohon korma bisa bertahan di tengah-tengah padang gurun dan tumbuh di situ? Sebelum menjadi pohon, korma itu awalnya cuma dari biji kecil saja. Prosesnya, pertama-tama, dibuat lubang sedalam 1-2 meter di padang gurun, kemudian biji tersebut dimasukkan ke dalam lubang. Setelah itu, biji tersebut akan ditindih dengan tanah, batu, dan pasir. Ketika biji itu mulai berkecambah, biji tersebut otomatis akan kesulitan tumbuh ke atas karena tertindih dengan tumpukan tanah, batu, dan pasir tadi. Makanya pertumbuhan pesat terjadi pada akarnya. Akarnya terus merambat mencari sumber air. Rata-rata akar pohon korma panjangnya bisa mencapai ratusan meter bahkan kilometer. Setelah akarnya kuat, barulah dia menembus ke atas membelah tanah, batu, dan pasir tadi. Itu sebabnya setelah tumbuh ke permukaan pohon korma ini akan kuat bertahan sekalipun ada badai gurun yang kencang, pohon korma seringkali juga menjadi sumber mata air di padang gurun (oase), dan tentunya, pohon korma seperti ini memiliki buah yang manis dan enak.

     Tuhan ingin kita belajar dari Maz 92:12. Meskipun pohon ini ditindih oleh banyak beban, dia tetap kuat karena akarnya kuat. Begitu juga dengan kita, Tuhan mau kita memiliki hubungan yang kuat dengan Dia, supaya sekalipun ada begitu banyak masalah atau kejadian yang menimpa, kita akan tetap kuat dan bertahan. Bahkan lebih dari pada itu, kita akan menjadi 'oase' bagi banyak orang (tempat penghiburan), memiliki buah-buah yang manis (karakter dan anak-anak PA), dan sanggup bertahan badai masalah apapun juga. Kata radikal yang sering kita sebut-sebut itu diambil dari bahasa latin, RADIX, yang artinya MENGAKAR KE DALAM.
     Hari-hari ini Tuhan sedang membangkitkan sebuah gerakan dari generasi anak muda yang radikal. Sebuah generasi yang tidak pernah menyerah terhadap apa pun, generasi yang menjadi 'sumber air kehidupan' bagi sesamanya, dan generasi yang cinta akan Tuhan lebih dari segalanya. Sudahkah kamu sudah menjadi bagian dari generasi itu?

Tuhan Suka Angka NOL

     Masih ingat dengan perumpamaan Yesus mengenai talenta dalam Matius 25:14-30? Kisah ini seringkali dihubungkan dengan uang, harta, atau pun sebuah pekerjaan. Namun dalam renungan kali ini, saya akan menghubungkannya dengan kekosongan. Yup, emptiness ... Tahukah kamu kalau Tuhan senang dengan angka nol? Karena Tuhan ingin menjadi angka 1, 2, atau 3 di depan angka nol tersebut, supaya angka nol yang tidak ada nilainya itu menjadi bernilai karena ada Tuhan dalam angka nol tersebut. Hitung ada berapa nol dalam jumlah 1 milyar rupiah atau 1 triliyun rupiah, tapi coba bayangkan apa arti dari angka-angka nol yang berderet itu tanpa angka 1 di depannya. 

SANG TUAN MARAH
     Perumpamaan ini tentang seorang Tuan yang memberikan jumlah talenta yang berbeda-beda kepada ketiga hambanya. Hamba pertama mendapat 5 talenta, hamba kedua mendapat 2 talenta, dan hamba ketiga mendapat 1 talenta. Tidak ada informasi mengenai alasan sang Tuan memberikan jumlah yang berbeda kepada ketiga hamba tersebut. Yang kita ketahui secara jelas, di akhir cerita, hamba pertama dan kedua dipuji sebagai hamba yang bertanggung jawab dan setia. Dapat disimpulkan bahwa sang Tuan memberikan talenta berdasarkan takaran karakter yang dimiliki oleh hamba-hambanya itu, karena itulah pujian yang diberikan kepada hamba pertama dan kedua, tentang betapa bertanggung jawab dan setianya mereka atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Tuannya. Yang artinya setiap orang bisa memiliki sikap seperti ini, tidak peduli dia dari latar belakang apa, fisiknya seperti apa, dan statusnya seperti apa. Namun ada hal yang cukup mengganjal pikiran saya ketika membaca berulang kali perumpamaan ini. Kenapa sang Tuan begitu marah kepada hamba ketiga, padahal dia tidak kehilangan talenta tersebut? Memang dia tidak mengembangkannya, tapi harap dicatat, dia tidak kehilangan! 

KELEMAHANKU, KEKUATANNYA
     Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ijinkan saya bercerita tentang Saulus, musuh yang para pengikut Yesus, 2000 tahun lalu. Kita tahu bahwa Saulus menyiksa jemaat mula-mula dengan begitu hebatnya. Stefanus, salah satu pengikut Yesus, mati ditimpuki batu dengan persetujuan Saulus (Kisah Rasul 6-7). Saulus, seorang yang kaya, berpendidikan tinggi, dan dari keluarga terhormat pada saat itu. Dia memiliki segalanya, kecuali Yesus. Suatu hari Saulus bertemu dengan Yesus dan singkat cerita, dia bertobat. Kitab Galatia 1:17 mencatat setelah pertobatannya, Saulus pergi ke tanah Arab dan Damsyik untuk beberapa waktu. Para ahli Alkitab memperkirakan bahwa saat berada di tanah Arab dan Damsyik itulah Tuhan mulai mengosongkan diri Saulus dan mengisinya dengan kehendak Roh Kudus. Membuang setiap ego, pemikiran lama, kehendak pribadi, dan apa pun yang selama ini dianggap benar oleh Saulus. Pernyataan ini dapat dibuktikan dari perubahan yang terjadi dalam diri Saulus, yang pada akhirnya berubah nama menjadi Paulus.
     Dalam kitab Kisah Rasul, Paulus, mantan teroris ini, berubah menjadi salah satu orang yang pantang menyerah, setia, dan melimpah dengan kasih karunia. Beberapa kali dia dirajam batu, kelaparan, dan kehausan, dan hebatnya, Paulus tetap setia melayani Tuhan. Paulus sudah berubah! Salah satu adegan paling klasik tentang Paulus adalah saat dia memohon kepada Tuhan untuk mencabut duri dalam dagingnya, yaitu utusan Iblis yang berusaha membuatnya mundur, Tuhan menjawabnya,“Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.” Dan Paulus mengamininya dengan mengatakan,”... aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Baca 2 Korintus 12 : 9-10.

KOMBINASI YANG WAJAR
     Kembali ke perumpamaan dalam talenta. Mengapa sang Tuan begitu marah kepada hamba ketiga? Jawabannya sederhana, karena hamba ketiga ini tidak percaya kepada sang Tuan yang menyatakan kalau dirinya sanggup melakukan hal seperti yang dilakukan kedua hamba lainnya. Tahukah kamu kalau hamba ketiga ini adalah gambaran manusia yang paling tepat bagi Tuhan untuk menyatakan diriNya lebih daripada hamba pertama dan kedua? Hamba pertama dan kedua ibarat tipe manusia yang memiliki segala sesuatu secara cukup, bahkan berlebih. Fisik menarik, kemampuan hebat, keluarga baik-baik, ekonomi mapan, dan otak yang pintar. Saat kedua orang ini memberikan diri kepada Tuhan, orang-orang di sekelilingnya tidak akan heran kalau mereka ini akan sukses suatu hari nanti. Karena sejak awalnya mereka sudah ada dalam kondisi yang baik. Orang lain akan memandang kesuksesan mereka itu sebagai hal yang memang sewajarnya terjadi. Menarik, keluarga mendukung, punya banyak kemampuan, pintar, cinta Tuhan, dan sukses. Kombinasi yang wajar, bukan?

BEJANA KOSONG
     Tapi lihat bagaimana dengan hamba yang ketiga ini. Ibarat tipe manusia yang hidup dalam segala sesuatu yang pas, bahkan cenderung kurang. Fisik minim, keluarga berantakan, ekonomi pas-pasan, kemampuan minim, dan otak yang biasa. Saat mengikut Tuhan, manusia tipe ini seringkali berpikir ulang berkali-kali untuk memberikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, karena dia berpikir bahwa kalau memberikan semua yang ada padanya untuk Tuhan, tidak akan ada lagi yang tersisa dari dirinya. Saat uang di dompet sisa Rp. 20 ribu, dan harus diberikan kepada orang yang butuh, kemudian mulailah logikanya berputar. Percayalah, Tuhan tidak pernah mencuri dari kita. Dia inginkan yang terbaik untuk kamu dan saya. Yah, yang terbaik.
     Bila saat ini kamu ada di dalam kondisi yang kekurangan dalam segala hal, lemah, tidak percaya diri karena memiliki fisik yang biasa, dan tidak memiliki banyak keahlian, percayalah kalau kamu mau serahkan diri kepadaNya, maksud saya di sini, serahkan seluruh hidup kamu kepadaNya, Dia akan menyatakan diriNya dengan sangat luar biasa dan dahsyat dalam hidupmu. Bahkan DIA akan lakukan hal-hal yang di luar pemikiranmu. Just put all your trust in Him. Tuhan yang kita sembah tahu benar apa arti kata YANG TERBAIK! Bejana yang kosong adalah tempat yang sangat tepat bagi Tuhan untuk menyatakan segenap pribadiNya ... kalau saja kita mau berserah dan percaya.

Tuesday, July 6, 2010

'Shall See Visions'

Tahun 2010 ini menjadi salah satu tahun yang paling menantang buat hidup gue. Selain menantikan kehadiran Zaldy Jr., tertantang untuk memberikan yang terbaik yang gue dan Dolly (my wife) miliki, gue juga didaulat menjadi ketua Youth Camp GKKD se-Jakarta. Wow, what a year! 

Gue begitu bergairah akan apa pun hal yang Tuhan mau lakukan di dalam hidup gue. Dulu, bahkan sampai sekarang, terkadang di dalam kesendirian gue saat berdoa atau sedang menyetir sendiri, gue suka bilang 'I want to know You more. All things about You. Gue mau belajar apa pun supaya gue bisa tahu lebih lagi tentang Tuhan.' Dan muncullah hal-hal yang gue sebutkan di atas tahun ini. Gue yakin hal itu bukanlah kebetulan. Sepertinya Tuhan mau mengajarkan sesuatu ke gue tentang DiriNya lewat hal-hal di atas. Nah, gue mau sedikit share mengenai apa yang gue dapatkan untuk Youth Camp 2010 yang bertema Youth Revolution.

Waktu sedang melakukan sesuatu (gue lupa lagi melakukan apa) beberapa saat sebelum tema Youth Revolution itu ada, tiba-tiba seperti muncul sebuah kesan di hati gue mengenai tema yang harus gue pakai di YC 2010 ini. Pikiran gue terus menerus mengacu ke ayat di kitab Yoel yang berbunyi "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu ..." 

Dari sekian panjang ayat di atas, ada beberapa hal yang menarik perhatian gue: Mengenai pencurahan Roh Tuhan atas semua manusia dan teruna-teruna yang mendapatkan penglihatan. Sampai saat ini pencurahan Roh Tuhan atas semua manusia belum terjadi. Gue yakin semua anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan di seluruh dunia sedang menantikan hal ini. Pertama kali Tuhan mencurahkan RohNya adalah saat murid-murid Yesus dibaptis Roh Kudus (Kis 2), namun sampai saat ini Roh itu belum tercurah atas semua manusia. Well, kita harus nantikan hal ini terjadi. Soon! 

Nah, hal kedua yang mencuri perhatian saya mengenai ayat di atas adalah mengenai teruna-teruna yang mendapat penglihatan. Saya tahu arti teruna itu adalah orang-orang muda, namun apa yang dimaksud dengan penglihatan. Saya berpikir bahwa ini adalah sebuah kegerakan kenabian di mana banyak anak muda yang mendapat penglihatan. Namun saat saya berpikir seperti itu, tiba-tiba muncul lagi sebuah kesan dalam hati saya supaya saya membukan ayat dari kitab Yoel ini dalam versi Bahasa Inggrisnya. Kebetulan di handphone saya ada sekitar 10 Alkitab dengan berbagai versi Bahasa Inggris. Pertama saya membuka ayat ini dalam versi Amplified Bible. Mengenai ayat ini, versi Amplified mengatakan 'your young men shall see visions'. Ternyata begitu juga dalam versi New King James, New International Version, American Standard Version, New Living Translation, dan versi lainnya. Jadi seharusnya lebih tepat ayat ini bukan mengatakan 'teruna-terunamu akan mendapatkan penglihatan', melainkan 'teruna-terunamu akan mendapatkan visi'.

Kembali pikiran saya menerawang mencoba mengartikan apa maksud dari semua ini. Kemudian dalam hati saya muncul lagi sesuatu. Kali ini bukan berupa kesan, tapi sebuah pertanyaan. "Menurut kamu siapa orang-orang yang mendapatkan visi?" kata kesan itu dalam hati saya. Tentu saja setelah bertahun-tahun bergelut di dalam dunia pelayanan saya mengerti bahwa hanya para pemimpinlah yang mendapatkan visi.

Finally, lengkaplah puzzle saya

YC 2010: Youth Revolution bukanlah sebuah youth camp yang hanya menghasilkan murid-murid yang rindu diubahkan hidupnya saja, tapi lewat youth camp ini akan muncul pemimpin-pemimpin muda yang luar biasa. Pewahyuan ini bukan hanya mengenai orang-orang yang menjadi pesertanya, tapi semua yang terlibat di dalam kegerakan youth camp ini, baik itu panitia, para pembimbing kamar, para pelayan, donatur, dan sponsor. Catch the fire!

Monday, June 7, 2010

SALT AND LIGHT

Mat 5:13-14 berkata "Kamu adalah garam dunia. Kamu adalah terang dunia."

Ayat di atas tidak berkata kita harus menjadi garam dan terang dunia, tapi mengatakan bahwa kitalah garam dan terang dunia. Ya, kitalah garam dan terang itu sendiri. Yesus mengatakan di dalam kita ada potensi untuk menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Dalam bahasa Inggris dikatakan "You ARE the salt and light of the world," bukan "You SHOULD be salt and light of the world." Ada perbedaan besar antara menggunakan kata 'are' dan 'should'.  

Sejak awal penciptaan dunia (Kej 1:26-28), TUHAN Allah merencanakan melalui manusialah dunia ini akan dikuasai dan ditaklukkan. Rencana itu masih tetap seperti itu di jaman Perjanjian Baru dan sampai saat ini. Rencana Tuhan tidak berubah. Lewat diri kitalah, orang-orang yang percaya dan mau berdiri bagiNya, DIA ingin mengubahkan dunia ini. Tuhan hanya memiliki satu rencana dan tidak ada rencana cadangan untuk menyelamatkan dan memulihkan bumi ini selain melalui manusia. Awesome, isn't it?

Kitalah garam dan terang dunia ini. Di dalam setiap kita yang percaya kepada Yesus ada sebuah cetak biru yang Tuhan kerjakan supaya kita bisa memberikan rasa, memberi pengaruh, dan menyinari dunia yang kita tinggali saat ini.

Thursday, June 3, 2010

Journal for Your Journey

Teringat sebuah cerita dalam kitab Keluaran di Perjanjian Lama mengenai seorang pahlawan besar di Israel, Musa. Waktu Musa diperintahkan Tuhan membebaskan Bangsa Israel dari Mesir, Tuhan hanya memberi Musa sebuah tongkat. Kenapa tongkat? Silakan baca di Kitab Keluaran apa yang Musa lakukan bersama tongkatnya waktu dia menantang Firaun dan para ahli nujumnya dengan gagah berani. Yang saya mau ceritakan adalah mengenai keberadaan dan arti tongkat itu sendiri. Dalam sebuah adat kuno Israel, semua orang yang hidup mengembara rata-rata memiliki tongkat pusaka. Tongkat tersebut terbuat dari bahan kayu yang kuat dan solid. Sepanjang si pemilik tongkat ini hidup, dia akan mengukir kenangan atau pelajaran yang dia dapati selama hidup di tongkat tersebut. Dia ukir di tongkat itu dengan bahasa/simbol/tanda yang biasanya hanya dia yang mengerti artinya. Itu yang dilakukan Musa selama hidupnya, mengukir pengalamannya berjalan bersama Allah yang luar biasa. Hal itu membuat Dia tidak pernah lupakan apa yang pernah Allahnya lakukan bersama dia.

Dulu saya pikir menyenangkan kalau memiliki diary. Yah, agak seperti cewek sih. Mellow. Ha3x. Tapi honestly dulu saya punya diary yang isinya hal-hal yang saya alami sehari-hari, entah itu sesuatu yang menyebalkan atau menyenangkan. Biasanya diawali dengan kata-kata 'Dear Diary.' Weeek! Sampai akhirnya saya mendapat pelajaran berharga mengenai tongkat Musa ini. Sejak hari itu saya memutuskan untuk tidak lagi membuat diary, tapi membuat jurnal kehidupan saya. Salah satu bentuk jurnal saya adalah blog ini.

Lho, memang apa bedanya diary dan jurnal? Saat menulis diary, orang cenderung menulis apa yang dia alami dan rasakan saja. Orang larut dengan perasaan yang dia rasakan saat itu dan menumpahkannya ke tulisan. Diary membuat orang menulis hanya tentang dirinya dan dari sudut pandang dirinya saja. Sedangkan jurnal tidak seperti itu. Jurnal bukan hanya berisi peristiwa atau perasaan yang dia alami saja, tapi apa pelajaran yang dia dapatkan dari hal-hal yang dia alami dalam hidupnya. Dalam hal ini pelajaran atau pengalaman apa yang kita dapatkan selama kita berjalan bersama-sama dengan Tuhan.

Tuliskan hari-hari yang kita lewati bersama Tuhan, entah pada saat kita sedang berada di padang rumput hijau yang menyegarkan atau pun saat kita sedang berada di dalam lembah kekelaman. Karena selalu ada pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari pengalaman-pengalaman kita bersama Tuhan.

nb: Lima atau sepuluh tahun yang akan datang, baca kembali jurnal-jurnal kehidupanmu, dan engkau akan sangat terpesona dengan apa yang Tuhan sudah lakukan bersama dengan hidupmu. 

Nasa Binti Nain (In Memoriam)

Selama kita hidup di dunia ini kita bisa belajar dari mana pun, selama kita mau belajar dan mau diajar. Tuhan tidak selalu mengajar kita lewat kotbah yang disampaikan oleh hamba-hambaNya di depan mimbar. Kalau saja kita mau sedikit memperhatikan sekeliling kita, pasti ada banyak sekali pelajaran beharga yang Tuhan ingin ajarkan untuk kita. Saya memiliki beberapa pahlawan dalam hidup saya yang dari mereka saya banyak belajar mengenai begitu banyak kebenaran yang terkandung di dalam Firman Tuhan. Salah satunya bernama Gundul (nama asli Nasa binti Nain).


Entah kenapa dia mendapat panggilan seperti itu di keluarga saya. Gundul adalah pembantu di rumah saya. Dia menjadi pembantu dalam keluarga saya sejak kakek dan nenek saya masih pacaran. Setelah menikah, kakek nenek saya memiliki 10 anak, dan Gundul memutuskan ikut ayah saya ketika ayah saya menikah. Dia tetap bekerja bertahun-tahun menjadi pembantu di keluarga saya sampai saya lahir dan berusia 25 tahun. Dia lewati semua duka yang keluarga saya alami. Dia sudah meninggal di usianya yang tua karena sakit. Dia hidup tanpa suami dan anak. Dia pernah menikah, namun ditinggal oleh suaminya. Dia tidak bisa baca dan tulis. Karena tidak bisa baca tulis, seringkali dia ditipu oleh orang-orang jahat. Keluarganya yang tersisa hanya kakak-kakaknya dan adiknya. Ayah ibunya sudah meninggal. Keluarganya pernah terpecah belah akibat pemberontakan G30S PKI di Lubang Buaya, karena dia dulu tinggal di sana sebelum akhirnya bertemu dengan kakek nenek saya.

Saya belajar sesuatu dari hidupnya, yaitu mengenai KESETIAAN. Di tengah kehidupannya yang begitu sulit dan masa lalu yang tidak baik, dia setia melakukan apa yang dikerjakan. Ya, memang dia hanyalah seorang pembantu sampai akhir hidupnya, tapi pelajaran yang dia berikan kepada saya sangat berharga. Andai saja dia tahu kesetiaannya bekerja untuk keluarga saya begitu berjasa untuk membuat saya tetap berdiri kuat dalam Tuhan sampai hari ini. Setiap kali saya mengeluh dan menggerutu tentang betapa berat hidup yang saya jalani, saya selalu teringat akan kehidupan dan hari-hari berat yang dilewati oleh Gundul dan dia setia menjalaninya. No doubt, she's one of my hero.

Friday, May 7, 2010

My feeling is so thrilling ...

As I know that my life has three parts: body, soul, and spirit. Selama gue hidup di dunia ini, gue harus hidup berurusan dengan ketiga bagian ini. Seperti halnya sebuah kesatuan, harus ada yang memimpin, entah tubuh, jiwa, atau roh. Kalau menurut Firman Tuhan pada saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita harusnya hidup dipimpin oleh Roh.Yeah yeah yeah, right ... jelas sulit sekali hidup dipimpin oleh Roh. Sejak kecil gue dan kebanyakan orang lain, dididik untuk hidup hanya dengan hal-hal yang bisa disentuh, dilihat, didengar, dan dirasakan. Kasarnya, sesuatu itu baru dianggap ada kalau bisa dilihat, disentuh, didengar, atau dirasakan. Kelima indera gue begitu tajam terasah dengan hal-hal yang bersifat jasmani dan jiwani. Seringkali penilaian dan apa yang gue lakukan hanyalah based on my feeling and my sight.

Pernah ada seorang pria dengan codet di wajahnya, tanpa alas kaki, memegang perutnya seperti orang kelaparan, dan meminta-minta di lampu merah. Melihat perawakannya yang segar bugar, membuat gue jadi males untuk memberi uang ke dia. Di lain kesempatan, gue melihat seorang anak kecil, dengan gaya yang sama, memegang perut seperti orang kelaparan dan tanpa alas kaki, meminta-minta di lampu merah, dan gue berikan dia uang. Apa pelajaran yang gue dapatkan di sini? Gue melakukan belas kasihan hanya berdasarkan indera dan perasaan gue saja. Karena jangan-jangan yang sebenarnya belum makan itu adalah di pria bercodet tadi.

Hari itu Tuhan mengajarkan gue sesuatu tentang perasaan. Kita melakukan segala sesuatu harus berdasarkan apa yang Firman Tuhan ajarkan. Apa yang Tuhan ajarkan mengenai orang-orang miskin? Baca dan cari di Alkitab. Itu yang kita pegang dan kita memberi berdasarkan hal tersebut. Sekali lagi, apakah perasaan itu penting? Ya, perasaan penting, hanya saja jangan kita melakukan segala sesuatu berdasarkan perasaan, tapi lakukan berdasarkan kebenaran yang kita tahu dan pelajari dari Firman Tuhan. Indera dan perasaan kita bisa menipu karena mudah berubah-ubah berdasarkan situasi dan kondisi, tapi kebenaran Firman Tuhan itu firm dan solid.

Istri gue pernah bilang kepanjangan dari BIBLE adalah Basic Information Before Leaving Earth. It's so true. Read your bible and live by it! 

Thursday, May 6, 2010

God is enough ...

Hidup tidaklah mudah. Saya ingat sekitar 25 tahun yang lalu, saya pernah hidup dalam kelimpahan, secara materi. Segala sesuatu di dalam hidup saya serba berlebihan. Apa pun yang saya inginkan bisa dibeli dengan uang orang tua saya. Sampai akhirnya Tuhan ijinkan sesuatu terjadi dalam keluarga saya di mana untuk mendapatkan segala sesuatu, saya harus berjuang dan hidup dari satu pilihan sulit kepada pilihan sulit lainnya. Masa-masa itu adalah masa terberat bagi keluarga saya. Saya ingat pernah menjadi tukang ojek, nyupir mikrolet, dan ngamen dari bus ke bus, untuk nyari uang tambahan. Saya mengutuki kehidupan saya waktu itu, bahkan saya pernah begitu membenci hidup saya, karena saya berpikir dan merasa hal ini tidak adil. Muncul pertanyaan 'Kenapa harus terjadi di hidup saya?' yang terus menerus berdengung di kepala. 'Ya, kenapa saya?' itu yang selalu saya dengungkan di dalam batin saya. Saya begitu minder, marah dan benci begitu banyak orang, yang belakangan saya sadari bahwa hal ini karena saya begitu membenci diri saya sendiri dan mengasihani diri saya. Pernah ada seorang teman, seorang anak Tuhan, bilang 'Zal, lu harus kasih kesempatan ke diri lu, jangan lu terus tekan diri lu'. Awalnya saya tidak mengerti kenapa dia ngomong seperti itu ke saya, karena saya berpikir bahwa saat itu saya benci dengan situasi dan kondisi di sekeliling saya, bukan ke diri saya sendiri.

Saya harus jujur bahwa saat itu saya sering membayangkan rasanya menjadi orang kaya, punya banyak uang, dan bisa melakukan apa pun yang saya sukai, pergi kemana pun saya suka. Tidak perlu banyak pertimbangan untuk mengeluarkan uang demi sesuatu yang saya inginkan, tidak perlu minder pada saat seorang teman atau seorang wanita yang saya sukai mengajak pergi jalan-jalan. Saya sering melamun di kamar tidur saya dan membayangkan hal itu terjadi di dalam hidup saya. And you know what, sampai hari ini, hal tersebut tidak terjadi. Saya bersyukur hal itu tidak terjadi. Tuhan memberi saya kelimpahan dengan caraNYA yang tepat bagi saya, bukan dengan cara yang saya inginkan. Saya merasa Tuhan mendengar keinginan yang terdalam dari suara hati  saya, bahwa yang saya butuhkan lebih dari sekedar uang atau materi. Saya butuh kasih yang sanggup menerima saya apa adanya. Dia tahu kebutuhan saya. Kasih yang tidak terbatas jumlahnya bagi diri saya, apa pun keadaan saya. Saya pikir sebenarnya inilah yang dibutuhkan oleh kebanyakan orang yang mencari sesuatu di dalam dunia ini. Ya, the unlimited and unconditional love. Kasih sayang yang tidak pernah meninggalkan dan menolak kita. 

Apa yang paling kita takutkan dari sebuah kehidupan ini? Apa kita takut lapar, haus, malu dengan pakaian yang itu-itu saja, wajah buruk karena tidak dirawat dengan obat yang mahal, kesepian karena ditinggalkan orang yang kita kasihi, sedih karena harus meninggalkan orang yang kita sayangi, atau bahkan kita takut menderita karena tidak cukup makan makanan bergizi lalu mati karena miskin? Actually, bagaimana pun juga suatu hari kita akan mati, entah dalam keadaan badan yang sehat berotot atau pun kurus ceking kekurangan gizi. Dan tahukah Anda, setiap manusia di muka bumi ini beberapa menit menjelang kematiannya akan menghadapi kematian itu man to man. Ya, kita akan sendirian menghadapinya, sekalipun di sekeliling tempat Anda berbaring ada begitu banyak orang. Kalau kita mau pikirkan dan renungkan baik-baik, ternyata bukan materi atau manusia yang bisa menjamin kehidupan kita senang dan bahagia. Ada sesuatu di dalam diri kita yang tidak bisa diisi dengan materi atau keberadaan orang-orang terdekat di hidup kita. 

Saya rasa itu sebabnya Tuhan menawarkan diriNya untuk mengisi hati kita. Dia tahu sekali manusia butuh lebih dari sekedar materi atau orang-orang yang disayangi untuk bisa bertahan dalam hidup ini. Dia tahu sekalipun dunia kita dikelilingi dengan segala sesuatu yang kita inginkan, at the end, kita tetap butuh keberadaan Dia. Dia tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan hidup kita satu per satu dari awal, tapi Dia sanggup langsung menajwab sampai ke pertanyaan terakhir hidup kita. Namun sayangnya, perpektif kita sering kali terbalik. Kita merasa bahwa keberadaan Dia justru tidak cukup bagi kita. Ya, saya adalah salah satu orangnya. Ketika ada sesuatu yang sepertinya mendesak dan sangat saya inginkan untuk saya miliki, terkadang saya merasa Tuhan saja tidak cukup. Pernah saya berpikir, mengikuti jalan Tuhan akan membuat saya kehilangan banyak hal dan banyak orang yang saya sayangi dan hal itu akan merugikan hal saya.

Ya, memang saya akan kehilangan apa yang saya pikir penting, apa yang saya pikir saya butuh, dan apa yang saya pikir saya inginkan. Namun saya sadari ketika saya dapatkan Tuhan, seharusnya hal itu cukup bagi saya, karena saya dapatkan segalanya. Daud pernah berkata Allah adalah pribadi yang paling dia inginkan untuk selalu ada bersamanya di sisa hidupnya. Daud tahu benar pada saat dia mendapatkan Allah, dia mendapatkan segalanya, baik yang dia inginkan atau pun yang dia butuhkan. Daud tahu sekali semua materi, semua orang yang dia kasihi, semua yang pernah dia kumpulkan, akan terlepas dari dirinya saat dia mati. Dia sadari, baik dalam kehidupan atau pun kematiannya nanti, hanya Allah yang sanggup untuk selalu ada bersamanya.

Bukan berarti segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan Tuhan itu tidak penting, hanya saja hal itu tidak dapat memuaskan kita. Carilah materi, penuhi kehidupan dengan apa yang kita butuhkan, itu tidak salah. Dekatlah dengan orang yang kita sayangi, supaya hidup kita terasa penuh warna, ini pun tidak salah. Namun ketahuilah pada akhirnya nanti kita semua akan kembali kepadaNya. Jangan terlambat menyadari suatu hari nanti sebenarnya Tuhanlah yang kita perlu cari dan dekati di dalam hidup dan mati kita.

Wednesday, January 27, 2010

Old Testament

Hari ini gue selesai membaca semua kitab Perjanjian Lama. Finally. Gue belajar sesuatu dari pembacaan Perjanjian Lama ini. Gue belajar mengenai sejarah Tuhan terukir lewat sejarah Bangsa Israel. Can you imagine that? Tuhan menulis sejarah tentang diriNYA? Cool ... Meski begitu, masih banyak simbol, banyak situasi, banyak gambaran, banyak ilustrasi yang gue belum mengerti sepenuhnya. Gue ingat Derek Prince pernah bilang di salah satu kotbahnya, untuk mengenal pribadi Tuhan secara lengkap, kita tidak bisa mengabaikan kehidupan Bangsa Israel. It just amazing ... 

Sunday, January 24, 2010

Time is ticking ...


Time is ticking. Waktu tidak mempedulikan apa yang saya lakukan, waktu tidak peduli dengan apa yang saya pikirkan, dan waktu pun tidak peduli dengan apa yang saya alami dan rasakan, waktu terus berjalan. Waktu tidak pandang bulu. Saat berpikir dan kemudian menulis kata-kata ini, saya baru saja kehilangan waktu. Don't waste your time ...

Friday, January 22, 2010

God bless me


Gue bersyukur pernah hidup dalam berbagai kondisi keuangan. Maksudnya, pernah hidup sebagai orang yang sangat berkecukupan dan pernah juga hidup dalam sangat kekurangan. Waktu itu gue bisa belajar banyak hal tentang bagaimana cara bersyukur atas segala yang udah gue dapatkan dalam hidup. Dan di saat-saat hidup kekurangan gue bisa melihat ternyata masih banyak hal yang jauh lebih berharga daripada uang. Saat ini kehidupan yang gue jalani sederhana saja, tidak berkelebihan dan juga tidak berkekurangan. Semuanya dicukupkan.

Pertama kali ada kesulitan ekonomi terjadi di dalam keluarga, sekitar tahun 90-an, gue sangat panik. Kalau biasa minta uang, misalkan 10 ribu, dari bokap atau nyokap, biasanya mereka kasih, tiba-tiba semua berubah harus jadi serba irit dan sedikit. Mulai dari makan, uang jajan, ya ... semuanya. Termasuk kebiasaan untuk beli baju baru dan sepatu baru pas tahun baru. Saat itu gue masih terlalu kecil untuk mengerti, jadi belum terasa banget dampak dari kesulitan ekonomi yang keluarga gue alami. Gue masih mikirin diri sendiri. Waktu terus berjalan sampai akhirnya gue bertobat di SMU dan kemudian sampai gue masuk kerja di usia 19 tahun. Nah, gue mulai bisa melihat secara utuh kesulitan itu saat gue semakin dewasa dan mengerti arti tanggung jawab. Gue baru tau kalau selama ini keluarga gue hidup dari satu hutang ke hutang yang lain. Sangat menyedihkan rasanya, karena hal itu membuat segalanya rusak. Yup, segalanya ...

Sekitar 10 tahun gue hidup di kondisi keluarga yang seperti ini. Bukan waktu yang sebentar. Gue ingat waktu bokap gue udah gak uang lagi di dompetnya. Itu artinya tidak ada uang jajan hari itu dan kemungkinan besarnya tidak makan hari itu. Pernah juga waktu SMU uang gue sisa Rp. 100 perak di dompet dan gue hari itu harus pergi pelayanan. Tuhan membentuk bukan hanya hidup gue, tapi jauh lebih daripada itu, gue merasa Tuhan membentuk hati gue. Supaya gue bisa kuat bertahan hidup dan punya sikap hati yang benar. Cara pandang gue pun mulai berubah. Dulu gue berpikir kalau hidup di dalam Tuhan itu pasti punya banyak uang sebagai tanda diberkati. Tapi ternyata berkat itu tidak sekecil cara mata kita memandang banyak harta. Tapi itu adalah sikap hati kita. Kalau kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki, meski sedikit, itu artinya kita merasa diberkati. Gue pun dulu susah mengerti akan hal seperti ini. Sepertinya tidak masuk akal untuk merasa diberkati padahal tidak punya uang sama sekali. Sekali lagi, itulah yang tadi gue bilang Tuhan bentuk hati gue dan cara pandang gue akan sesuatu. Sekarang semuanya terlihat lebih jelas ... Thank you Jesus.

Wednesday, January 20, 2010

A piece of God ...


Mengetahui sesuatu yang baru tentang Tuhan selalu membuat gue bergairah. Kadang gue nggak pernah berhenti untuk terus memikirkan dan mengulang-ulang sesuatu itu di kepala dan di mulut gue. Istri gue lah yang selalu pertama-tama jadi 'korban'. Kadang gue suka melihat dia seperti agak bosen dengerin gue terus menerus ngomong. Ha3x ... Ya, wajarlah. Siapa juga yang suka kalau ada orang terus menerus ngomong, apalagi ngomong hal yang sama, dan cuma dia yang mengerti. Maaf ya istriku :p. Gue cuma merasa terlalu overwhelmed aja dengan sesuatu yang baru tentang Tuhan. Itu membuat gue kagum, sekaligus semakin wondering and sometimes craving for something else, something more about God.

Gue sadar betul semakin banyak yang gue cari tahu tentang kebenaran dan kemegahan Tuhan, semakin banyak gue dapatkan sesuatu yang baru, semakin gue merasa gue bahkan belum tahu sedikit pun tentang Dia. Not even a piece of Him. He's so huge, so big, so wonderful, so beautiful, so great ...

Ada orang yang tidak menemukan apa pun tentang Tuhan dan kemudian mereka bilang Tuhan itu tidak adil, tidak ada, and all negative thoughts about God. Melihat, mendengar, dan mencari Tuhan memang membutuhkan perspektif kita. Apa yang kita cari itu yang akan kita temukan. Cari Tuhan, maka kita akan menemukanNya. Ada alasan kenapa dari kelima indera kita, Tuhan berikan dua telinga dan dua mata, selebihnya hanya satu saja. Dia mau kita mendengar dan melihat lebih banyak sebelum merasakan dan berkata-kata.

Monday, January 18, 2010

YOUR MOST BELOVED


Suatu hari Amir dipanggil ayahnya. “Mir, sini. Ayah mau kasih sesuatu buat kamu,” teriak sang ayah. Amir segera menghentikan lamunannya dan beranjak dari tempat tidurnya. “Ya, ayah,” jawab Amir mendekat. “Nih ayah kasih kamu uang untuk hadiah ulang tahun,” jawab sang ayah sambil memberikan dua lembar 100ribuan kepada Amir. Spontan Amir berteriak ‘Terimakasih Tuhan untuk berkatMu’ dan dengan kegirangan dia memeluk sang ayah. Amir tidak sabar menanti hari Minggu untuk membeli mainan idamannya di mall.
Saat hari Minggu tiba, Amir pergi ke mall dan menolak ajakan orangtuanya untuk ke gereja terlebih dahulu. Saat turun dari angkot di terminal dalam perjalanan pulang, Amir dicegat preman, uang dan mainan barunya itu diambil. Amir kembali ke rumah dengan tangan hampa. Kira-kira kalau kita ada di posisi Amir saat itu, apa yang kita rasakan? Apakah kita telah kehilangan sesuatu yang berharga? Apakah kita marah karena merasa Tuhan lalai menjaga kita, apakah kita kecewa dan bertanya-tanya kenapa Tuhan ijinkan hal itu terjadi? Ini yang sering terjadi, kita meminta berkat-berkat dari Tuhan, tapi setelah berkat tersebut datang, kita lupakan Tuhan dan lebih menyayangi berkat-berkat itu melebihi Tuhan yang memberikannya.
Waktu kita lahir ke dunia ini, kita terlahir dalam keadaan botak, telanjang, dan tidak mengerti apa pun. Namun Tuhan mempercantik dan memperlengkapi hidup. Dia mencukupi segala kebutuhan kita. Namun kenapa pada saat kita diminta memberikan uang tabungan kita untuk orang lain yang membutuhkan, pada saat kita diminta menunda membeli handphone baru demi membantu saudara seiman kita, pada saat kita diminta merelakan diri diatur untuk mendapatkan teman hidup, kita merasa Tuhan akan merampas hak-hak kita. Kita merasa Tuhan ingin mengambil hal-hal yang kita sayangi. Mengapa seringkali ketika ada milik kita yang berharga diminta Tuhan, kita tidak dapat merelakannya? Mengapa kita terkadang terlalu erat menggenggam sesuatu dalam hidup kita?

Guys, apa hal yang paling kalian kasihi dan sayangi melebihi Tuhan saat ini? Apakah kalian akan memberikannya jika Tuhan memintanya dari kalian? Entah itu barang berharga, dosa kesayangan, kebiasaan buruk yang sulit dilepaskan, cara hidup yang salah, atau teman hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Akan ada suatu saat dalam hidup setiap kita di mana Tuhan meminta hal-hal berharga yang melebihi diriNYA dari kita.
Waktu Abraham diminta mengorbankan Ishak, Tuhan tidak berkata supaya Abraham sekedar mengorbankan anaknya. Kalau itu yang diminta Tuhan, pastilah Abraham mengorbankan Ismail, anak hasil hubungannya dengan Hagar. Tapi Tuhan meminta Abraham untuk mengorbankan ANAK YANG DIKASIHINYA. Baca Kej 22:2. Bayangkan perasaan Abraham saat itu. Dia sudah hidup bersama Ishak selama kurang lebih 30tahun dan tiba-tiba Tuhan memintanya. Tentu itu permintaan yang sulit bagi Abraham. Tapi lihat apa reaksi Abraham. Baca Ibrani 11:17-19. Ayat ini mengatakan bahwa Abraham dengan iman berpikir kalau Allah menginginkan anak kesayangannya itu mati, pastilah Allah berkuasa untuk membangkitkannya lagi. Dengan kata lain, kalau Allah yang meminta, Dia sanggup memberikannya lagi bagi kita, bahkan yang lebih baik. Mental seperti itulah yang kita perlukan. Kita tidak perlu takut memberikan hal-hal yang kita sayangi untuk Tuhan. Segala sesuatu yang kita miliki hari ini berasal dari Tuhan.
Kalau hal berharga itu adalah dosa atau kebiasaan burukmu, berikanlah itu kepada Tuhan. Dia sanggup mengubah hidup berdosamu menjadi hidup yang penuh kemuliaan. Kalau hal berharga itu adalah hartamu, jangan tahan-tahan jika Tuhan memintamu untuk mempersembahkannya, karena Tuhan sanggup memberkati hidupmu berlipat-lipat kali ganda dari sebelumnya.

THE EFFECTS OF SIN

Kita semua tahu bahwa akibat dosa adalah maut (Rom 6:23). Namun seberapa bahayakah arti kata maut itu bagi kita?

Waktu Adam dan Hawa berada di taman Eden, Tuhan Allah mengatakan jika mereka memakan buah pengetahuan baik dan buruk, mereka pasti mati. Baca Kej 2:16-17. Dalam bahasa Inggris, kalimat ini mengatakan you will surely die. Firman Tuhan ini kita mengungkapkan bahwa akibat dosa adalah kepada kita, bukan kepada Tuhan.
Sebelum melangkah lebih jauh, saya teringat pengajaran yang mengatakan jika kita berdosa, Tuhan akan pergi meninggalkan hidup kita sampai kita bertobat dari seluruh dosa-dosa kita. Namun Alkitab yang kita percaya tidak menyatakan demikian. Kalau dosa membuat Tuhan menjauhi manusia, maka Yesus tidak akan pernah turun ke bumi dan mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Firman Tuhan berkata Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Ketika Kain membunuh Habel, adiknya, Tuhan Allah bahkan mendengar permintaan Kain supaya tidak dihukum dan DIA mengabulkan permintaan Kain. Baca Kej 4: 13-15.
 
JADI APA SEBENARNYA AKIBAT DARI DOSA BAGI KITA? Apakah kita dapat dengan seenaknya berbuat dosa, kemudian minta ampun kepada Tuhan, dan segalanya baik-baik saja?
Hanya 10 generasi setelah Kain, terjadi sesuatu yang maha dahsyat di muka bumi ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Baca Kej 6: 3-5.
Roh Tuhan tidak mau tinggal lagi di dalam diri manusia, karena satu-satunya tempat Roh Kudus bisa tinggal, yaitu di dalam hati manusia, telah cenderung berbuat jahat. Manusia bukan lagi jatuh ke dalam dosa, tapi manusia dengan hatinya yang jahat merancangkan untuk jatuh ke dalam dosa. Contoh: Jika ada pria dan wanita berpacaran, pastilah sudah mengetahui kalau hanya berdua-duaan di dalam rumah, akan terjadi sesuatu yang tidak baik. Namun seringkali banyak pasangan merencanakan untuk ada di dalam rumah hanya berdua-duaan. Seperti itulah maksud ayat di atas. Hati manusia merancangkan sesuatu yang jahat. Siapakah nanti yang akan menanggung akibat dari perbuatan ini? Tentu saja manusia itu sendiri, bukan?

Itu sebabnya Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, supaya kita tidak lagi hidup dalam dosa. Karena Yesus tahu bahwa dosa dapat mengakibatkan hal-hal yang buruk terjadi dalam hidup kita. Sesuatu yang salah akan terjadi dalam hidup kita. Yesus melawan dosa dan mencegah kita berbuat dosa lewat kematianNYA di atas salib supaya hidup kita dapat menikmati kelimpahan dan berkat yang disediakanNYA dan tidak hancur akibat buah-buah dosa. Akibat dosa selalu menghancurkan hidup kita dan membuat hidup kita sengsara di dalam dunia ini. Namun bersyukurlah kita punya Allah yang luar biasa yang mati di kayu salib untuk menebus dosa–dosa kita dan memberi Roh Kudus untuk menolong agar kita dapat hidup sesuai FirmanNYA dan tinggal dalam kelimpahan janji-janjiNYA. Amin.