Suatu hari Amir dipanggil ayahnya. “Mir, sini. Ayah mau kasih sesuatu buat kamu,” teriak sang ayah. Amir segera menghentikan lamunannya dan beranjak dari tempat tidurnya. “Ya, ayah,” jawab Amir mendekat. “Nih ayah kasih kamu uang untuk hadiah ulang tahun,” jawab sang ayah sambil memberikan dua lembar 100ribuan kepada Amir. Spontan Amir berteriak ‘Terimakasih Tuhan untuk berkatMu’ dan dengan kegirangan dia memeluk sang ayah. Amir tidak sabar menanti hari Minggu untuk membeli mainan idamannya di mall.
Saat hari Minggu tiba, Amir pergi ke mall dan menolak ajakan orangtuanya untuk ke gereja terlebih dahulu. Saat turun dari angkot di terminal dalam perjalanan pulang, Amir dicegat preman, uang dan mainan barunya itu diambil. Amir kembali ke rumah dengan tangan hampa. Kira-kira kalau kita ada di posisi Amir saat itu, apa yang kita rasakan? Apakah kita telah kehilangan sesuatu yang berharga? Apakah kita marah karena merasa Tuhan lalai menjaga kita, apakah kita kecewa dan bertanya-tanya kenapa Tuhan ijinkan hal itu terjadi? Ini yang sering terjadi, kita meminta berkat-berkat dari Tuhan, tapi setelah berkat tersebut datang, kita lupakan Tuhan dan lebih menyayangi berkat-berkat itu melebihi Tuhan yang memberikannya.
Waktu kita lahir ke dunia ini, kita terlahir dalam keadaan botak, telanjang, dan tidak mengerti apa pun. Namun Tuhan mempercantik dan memperlengkapi hidup. Dia mencukupi segala kebutuhan kita. Namun kenapa pada saat kita diminta memberikan uang tabungan kita untuk orang lain yang membutuhkan, pada saat kita diminta menunda membeli handphone baru demi membantu saudara seiman kita, pada saat kita diminta merelakan diri diatur untuk mendapatkan teman hidup, kita merasa Tuhan akan merampas hak-hak kita. Kita merasa Tuhan ingin mengambil hal-hal yang kita sayangi. Mengapa seringkali ketika ada milik kita yang berharga diminta Tuhan, kita tidak dapat merelakannya? Mengapa kita terkadang terlalu erat menggenggam sesuatu dalam hidup kita?
Guys, apa hal yang paling kalian kasihi dan sayangi melebihi Tuhan saat ini? Apakah kalian akan memberikannya jika Tuhan memintanya dari kalian? Entah itu barang berharga, dosa kesayangan, kebiasaan buruk yang sulit dilepaskan, cara hidup yang salah, atau teman hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Akan ada suatu saat dalam hidup setiap kita di mana Tuhan meminta hal-hal berharga yang melebihi diriNYA dari kita.
Waktu Abraham diminta mengorbankan Ishak, Tuhan tidak berkata supaya Abraham sekedar mengorbankan anaknya. Kalau itu yang diminta Tuhan, pastilah Abraham mengorbankan Ismail, anak hasil hubungannya dengan Hagar. Tapi Tuhan meminta Abraham untuk mengorbankan ANAK YANG DIKASIHINYA. Baca Kej 22:2. Bayangkan perasaan Abraham saat itu. Dia sudah hidup bersama Ishak selama kurang lebih 30tahun dan tiba-tiba Tuhan memintanya. Tentu itu permintaan yang sulit bagi Abraham. Tapi lihat apa reaksi Abraham. Baca Ibrani 11:17-19. Ayat ini mengatakan bahwa Abraham dengan iman berpikir kalau Allah menginginkan anak kesayangannya itu mati, pastilah Allah berkuasa untuk membangkitkannya lagi. Dengan kata lain, kalau Allah yang meminta, Dia sanggup memberikannya lagi bagi kita, bahkan yang lebih baik. Mental seperti itulah yang kita perlukan. Kita tidak perlu takut memberikan hal-hal yang kita sayangi untuk Tuhan. Segala sesuatu yang kita miliki hari ini berasal dari Tuhan.
Kalau hal berharga itu adalah dosa atau kebiasaan burukmu, berikanlah itu kepada Tuhan. Dia sanggup mengubah hidup berdosamu menjadi hidup yang penuh kemuliaan. Kalau hal berharga itu adalah hartamu, jangan tahan-tahan jika Tuhan memintamu untuk mempersembahkannya, karena Tuhan sanggup memberkati hidupmu berlipat-lipat kali ganda dari sebelumnya.
No comments:
Post a Comment