Friday, January 22, 2010

God bless me


Gue bersyukur pernah hidup dalam berbagai kondisi keuangan. Maksudnya, pernah hidup sebagai orang yang sangat berkecukupan dan pernah juga hidup dalam sangat kekurangan. Waktu itu gue bisa belajar banyak hal tentang bagaimana cara bersyukur atas segala yang udah gue dapatkan dalam hidup. Dan di saat-saat hidup kekurangan gue bisa melihat ternyata masih banyak hal yang jauh lebih berharga daripada uang. Saat ini kehidupan yang gue jalani sederhana saja, tidak berkelebihan dan juga tidak berkekurangan. Semuanya dicukupkan.

Pertama kali ada kesulitan ekonomi terjadi di dalam keluarga, sekitar tahun 90-an, gue sangat panik. Kalau biasa minta uang, misalkan 10 ribu, dari bokap atau nyokap, biasanya mereka kasih, tiba-tiba semua berubah harus jadi serba irit dan sedikit. Mulai dari makan, uang jajan, ya ... semuanya. Termasuk kebiasaan untuk beli baju baru dan sepatu baru pas tahun baru. Saat itu gue masih terlalu kecil untuk mengerti, jadi belum terasa banget dampak dari kesulitan ekonomi yang keluarga gue alami. Gue masih mikirin diri sendiri. Waktu terus berjalan sampai akhirnya gue bertobat di SMU dan kemudian sampai gue masuk kerja di usia 19 tahun. Nah, gue mulai bisa melihat secara utuh kesulitan itu saat gue semakin dewasa dan mengerti arti tanggung jawab. Gue baru tau kalau selama ini keluarga gue hidup dari satu hutang ke hutang yang lain. Sangat menyedihkan rasanya, karena hal itu membuat segalanya rusak. Yup, segalanya ...

Sekitar 10 tahun gue hidup di kondisi keluarga yang seperti ini. Bukan waktu yang sebentar. Gue ingat waktu bokap gue udah gak uang lagi di dompetnya. Itu artinya tidak ada uang jajan hari itu dan kemungkinan besarnya tidak makan hari itu. Pernah juga waktu SMU uang gue sisa Rp. 100 perak di dompet dan gue hari itu harus pergi pelayanan. Tuhan membentuk bukan hanya hidup gue, tapi jauh lebih daripada itu, gue merasa Tuhan membentuk hati gue. Supaya gue bisa kuat bertahan hidup dan punya sikap hati yang benar. Cara pandang gue pun mulai berubah. Dulu gue berpikir kalau hidup di dalam Tuhan itu pasti punya banyak uang sebagai tanda diberkati. Tapi ternyata berkat itu tidak sekecil cara mata kita memandang banyak harta. Tapi itu adalah sikap hati kita. Kalau kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki, meski sedikit, itu artinya kita merasa diberkati. Gue pun dulu susah mengerti akan hal seperti ini. Sepertinya tidak masuk akal untuk merasa diberkati padahal tidak punya uang sama sekali. Sekali lagi, itulah yang tadi gue bilang Tuhan bentuk hati gue dan cara pandang gue akan sesuatu. Sekarang semuanya terlihat lebih jelas ... Thank you Jesus.

No comments: