Wednesday, January 27, 2010

Old Testament

Hari ini gue selesai membaca semua kitab Perjanjian Lama. Finally. Gue belajar sesuatu dari pembacaan Perjanjian Lama ini. Gue belajar mengenai sejarah Tuhan terukir lewat sejarah Bangsa Israel. Can you imagine that? Tuhan menulis sejarah tentang diriNYA? Cool ... Meski begitu, masih banyak simbol, banyak situasi, banyak gambaran, banyak ilustrasi yang gue belum mengerti sepenuhnya. Gue ingat Derek Prince pernah bilang di salah satu kotbahnya, untuk mengenal pribadi Tuhan secara lengkap, kita tidak bisa mengabaikan kehidupan Bangsa Israel. It just amazing ... 

Sunday, January 24, 2010

Time is ticking ...


Time is ticking. Waktu tidak mempedulikan apa yang saya lakukan, waktu tidak peduli dengan apa yang saya pikirkan, dan waktu pun tidak peduli dengan apa yang saya alami dan rasakan, waktu terus berjalan. Waktu tidak pandang bulu. Saat berpikir dan kemudian menulis kata-kata ini, saya baru saja kehilangan waktu. Don't waste your time ...

Friday, January 22, 2010

God bless me


Gue bersyukur pernah hidup dalam berbagai kondisi keuangan. Maksudnya, pernah hidup sebagai orang yang sangat berkecukupan dan pernah juga hidup dalam sangat kekurangan. Waktu itu gue bisa belajar banyak hal tentang bagaimana cara bersyukur atas segala yang udah gue dapatkan dalam hidup. Dan di saat-saat hidup kekurangan gue bisa melihat ternyata masih banyak hal yang jauh lebih berharga daripada uang. Saat ini kehidupan yang gue jalani sederhana saja, tidak berkelebihan dan juga tidak berkekurangan. Semuanya dicukupkan.

Pertama kali ada kesulitan ekonomi terjadi di dalam keluarga, sekitar tahun 90-an, gue sangat panik. Kalau biasa minta uang, misalkan 10 ribu, dari bokap atau nyokap, biasanya mereka kasih, tiba-tiba semua berubah harus jadi serba irit dan sedikit. Mulai dari makan, uang jajan, ya ... semuanya. Termasuk kebiasaan untuk beli baju baru dan sepatu baru pas tahun baru. Saat itu gue masih terlalu kecil untuk mengerti, jadi belum terasa banget dampak dari kesulitan ekonomi yang keluarga gue alami. Gue masih mikirin diri sendiri. Waktu terus berjalan sampai akhirnya gue bertobat di SMU dan kemudian sampai gue masuk kerja di usia 19 tahun. Nah, gue mulai bisa melihat secara utuh kesulitan itu saat gue semakin dewasa dan mengerti arti tanggung jawab. Gue baru tau kalau selama ini keluarga gue hidup dari satu hutang ke hutang yang lain. Sangat menyedihkan rasanya, karena hal itu membuat segalanya rusak. Yup, segalanya ...

Sekitar 10 tahun gue hidup di kondisi keluarga yang seperti ini. Bukan waktu yang sebentar. Gue ingat waktu bokap gue udah gak uang lagi di dompetnya. Itu artinya tidak ada uang jajan hari itu dan kemungkinan besarnya tidak makan hari itu. Pernah juga waktu SMU uang gue sisa Rp. 100 perak di dompet dan gue hari itu harus pergi pelayanan. Tuhan membentuk bukan hanya hidup gue, tapi jauh lebih daripada itu, gue merasa Tuhan membentuk hati gue. Supaya gue bisa kuat bertahan hidup dan punya sikap hati yang benar. Cara pandang gue pun mulai berubah. Dulu gue berpikir kalau hidup di dalam Tuhan itu pasti punya banyak uang sebagai tanda diberkati. Tapi ternyata berkat itu tidak sekecil cara mata kita memandang banyak harta. Tapi itu adalah sikap hati kita. Kalau kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki, meski sedikit, itu artinya kita merasa diberkati. Gue pun dulu susah mengerti akan hal seperti ini. Sepertinya tidak masuk akal untuk merasa diberkati padahal tidak punya uang sama sekali. Sekali lagi, itulah yang tadi gue bilang Tuhan bentuk hati gue dan cara pandang gue akan sesuatu. Sekarang semuanya terlihat lebih jelas ... Thank you Jesus.

Wednesday, January 20, 2010

A piece of God ...


Mengetahui sesuatu yang baru tentang Tuhan selalu membuat gue bergairah. Kadang gue nggak pernah berhenti untuk terus memikirkan dan mengulang-ulang sesuatu itu di kepala dan di mulut gue. Istri gue lah yang selalu pertama-tama jadi 'korban'. Kadang gue suka melihat dia seperti agak bosen dengerin gue terus menerus ngomong. Ha3x ... Ya, wajarlah. Siapa juga yang suka kalau ada orang terus menerus ngomong, apalagi ngomong hal yang sama, dan cuma dia yang mengerti. Maaf ya istriku :p. Gue cuma merasa terlalu overwhelmed aja dengan sesuatu yang baru tentang Tuhan. Itu membuat gue kagum, sekaligus semakin wondering and sometimes craving for something else, something more about God.

Gue sadar betul semakin banyak yang gue cari tahu tentang kebenaran dan kemegahan Tuhan, semakin banyak gue dapatkan sesuatu yang baru, semakin gue merasa gue bahkan belum tahu sedikit pun tentang Dia. Not even a piece of Him. He's so huge, so big, so wonderful, so beautiful, so great ...

Ada orang yang tidak menemukan apa pun tentang Tuhan dan kemudian mereka bilang Tuhan itu tidak adil, tidak ada, and all negative thoughts about God. Melihat, mendengar, dan mencari Tuhan memang membutuhkan perspektif kita. Apa yang kita cari itu yang akan kita temukan. Cari Tuhan, maka kita akan menemukanNya. Ada alasan kenapa dari kelima indera kita, Tuhan berikan dua telinga dan dua mata, selebihnya hanya satu saja. Dia mau kita mendengar dan melihat lebih banyak sebelum merasakan dan berkata-kata.

Monday, January 18, 2010

YOUR MOST BELOVED


Suatu hari Amir dipanggil ayahnya. “Mir, sini. Ayah mau kasih sesuatu buat kamu,” teriak sang ayah. Amir segera menghentikan lamunannya dan beranjak dari tempat tidurnya. “Ya, ayah,” jawab Amir mendekat. “Nih ayah kasih kamu uang untuk hadiah ulang tahun,” jawab sang ayah sambil memberikan dua lembar 100ribuan kepada Amir. Spontan Amir berteriak ‘Terimakasih Tuhan untuk berkatMu’ dan dengan kegirangan dia memeluk sang ayah. Amir tidak sabar menanti hari Minggu untuk membeli mainan idamannya di mall.
Saat hari Minggu tiba, Amir pergi ke mall dan menolak ajakan orangtuanya untuk ke gereja terlebih dahulu. Saat turun dari angkot di terminal dalam perjalanan pulang, Amir dicegat preman, uang dan mainan barunya itu diambil. Amir kembali ke rumah dengan tangan hampa. Kira-kira kalau kita ada di posisi Amir saat itu, apa yang kita rasakan? Apakah kita telah kehilangan sesuatu yang berharga? Apakah kita marah karena merasa Tuhan lalai menjaga kita, apakah kita kecewa dan bertanya-tanya kenapa Tuhan ijinkan hal itu terjadi? Ini yang sering terjadi, kita meminta berkat-berkat dari Tuhan, tapi setelah berkat tersebut datang, kita lupakan Tuhan dan lebih menyayangi berkat-berkat itu melebihi Tuhan yang memberikannya.
Waktu kita lahir ke dunia ini, kita terlahir dalam keadaan botak, telanjang, dan tidak mengerti apa pun. Namun Tuhan mempercantik dan memperlengkapi hidup. Dia mencukupi segala kebutuhan kita. Namun kenapa pada saat kita diminta memberikan uang tabungan kita untuk orang lain yang membutuhkan, pada saat kita diminta menunda membeli handphone baru demi membantu saudara seiman kita, pada saat kita diminta merelakan diri diatur untuk mendapatkan teman hidup, kita merasa Tuhan akan merampas hak-hak kita. Kita merasa Tuhan ingin mengambil hal-hal yang kita sayangi. Mengapa seringkali ketika ada milik kita yang berharga diminta Tuhan, kita tidak dapat merelakannya? Mengapa kita terkadang terlalu erat menggenggam sesuatu dalam hidup kita?

Guys, apa hal yang paling kalian kasihi dan sayangi melebihi Tuhan saat ini? Apakah kalian akan memberikannya jika Tuhan memintanya dari kalian? Entah itu barang berharga, dosa kesayangan, kebiasaan buruk yang sulit dilepaskan, cara hidup yang salah, atau teman hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Akan ada suatu saat dalam hidup setiap kita di mana Tuhan meminta hal-hal berharga yang melebihi diriNYA dari kita.
Waktu Abraham diminta mengorbankan Ishak, Tuhan tidak berkata supaya Abraham sekedar mengorbankan anaknya. Kalau itu yang diminta Tuhan, pastilah Abraham mengorbankan Ismail, anak hasil hubungannya dengan Hagar. Tapi Tuhan meminta Abraham untuk mengorbankan ANAK YANG DIKASIHINYA. Baca Kej 22:2. Bayangkan perasaan Abraham saat itu. Dia sudah hidup bersama Ishak selama kurang lebih 30tahun dan tiba-tiba Tuhan memintanya. Tentu itu permintaan yang sulit bagi Abraham. Tapi lihat apa reaksi Abraham. Baca Ibrani 11:17-19. Ayat ini mengatakan bahwa Abraham dengan iman berpikir kalau Allah menginginkan anak kesayangannya itu mati, pastilah Allah berkuasa untuk membangkitkannya lagi. Dengan kata lain, kalau Allah yang meminta, Dia sanggup memberikannya lagi bagi kita, bahkan yang lebih baik. Mental seperti itulah yang kita perlukan. Kita tidak perlu takut memberikan hal-hal yang kita sayangi untuk Tuhan. Segala sesuatu yang kita miliki hari ini berasal dari Tuhan.
Kalau hal berharga itu adalah dosa atau kebiasaan burukmu, berikanlah itu kepada Tuhan. Dia sanggup mengubah hidup berdosamu menjadi hidup yang penuh kemuliaan. Kalau hal berharga itu adalah hartamu, jangan tahan-tahan jika Tuhan memintamu untuk mempersembahkannya, karena Tuhan sanggup memberkati hidupmu berlipat-lipat kali ganda dari sebelumnya.

THE EFFECTS OF SIN

Kita semua tahu bahwa akibat dosa adalah maut (Rom 6:23). Namun seberapa bahayakah arti kata maut itu bagi kita?

Waktu Adam dan Hawa berada di taman Eden, Tuhan Allah mengatakan jika mereka memakan buah pengetahuan baik dan buruk, mereka pasti mati. Baca Kej 2:16-17. Dalam bahasa Inggris, kalimat ini mengatakan you will surely die. Firman Tuhan ini kita mengungkapkan bahwa akibat dosa adalah kepada kita, bukan kepada Tuhan.
Sebelum melangkah lebih jauh, saya teringat pengajaran yang mengatakan jika kita berdosa, Tuhan akan pergi meninggalkan hidup kita sampai kita bertobat dari seluruh dosa-dosa kita. Namun Alkitab yang kita percaya tidak menyatakan demikian. Kalau dosa membuat Tuhan menjauhi manusia, maka Yesus tidak akan pernah turun ke bumi dan mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Firman Tuhan berkata Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Ketika Kain membunuh Habel, adiknya, Tuhan Allah bahkan mendengar permintaan Kain supaya tidak dihukum dan DIA mengabulkan permintaan Kain. Baca Kej 4: 13-15.
 
JADI APA SEBENARNYA AKIBAT DARI DOSA BAGI KITA? Apakah kita dapat dengan seenaknya berbuat dosa, kemudian minta ampun kepada Tuhan, dan segalanya baik-baik saja?
Hanya 10 generasi setelah Kain, terjadi sesuatu yang maha dahsyat di muka bumi ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Baca Kej 6: 3-5.
Roh Tuhan tidak mau tinggal lagi di dalam diri manusia, karena satu-satunya tempat Roh Kudus bisa tinggal, yaitu di dalam hati manusia, telah cenderung berbuat jahat. Manusia bukan lagi jatuh ke dalam dosa, tapi manusia dengan hatinya yang jahat merancangkan untuk jatuh ke dalam dosa. Contoh: Jika ada pria dan wanita berpacaran, pastilah sudah mengetahui kalau hanya berdua-duaan di dalam rumah, akan terjadi sesuatu yang tidak baik. Namun seringkali banyak pasangan merencanakan untuk ada di dalam rumah hanya berdua-duaan. Seperti itulah maksud ayat di atas. Hati manusia merancangkan sesuatu yang jahat. Siapakah nanti yang akan menanggung akibat dari perbuatan ini? Tentu saja manusia itu sendiri, bukan?

Itu sebabnya Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, supaya kita tidak lagi hidup dalam dosa. Karena Yesus tahu bahwa dosa dapat mengakibatkan hal-hal yang buruk terjadi dalam hidup kita. Sesuatu yang salah akan terjadi dalam hidup kita. Yesus melawan dosa dan mencegah kita berbuat dosa lewat kematianNYA di atas salib supaya hidup kita dapat menikmati kelimpahan dan berkat yang disediakanNYA dan tidak hancur akibat buah-buah dosa. Akibat dosa selalu menghancurkan hidup kita dan membuat hidup kita sengsara di dalam dunia ini. Namun bersyukurlah kita punya Allah yang luar biasa yang mati di kayu salib untuk menebus dosa–dosa kita dan memberi Roh Kudus untuk menolong agar kita dapat hidup sesuai FirmanNYA dan tinggal dalam kelimpahan janji-janjiNYA. Amin.