Wednesday, June 15, 2005

Sejauh Dua Tangan

Di manakah Kamu?
Aku berteriak, meringis dan meraung
Tidakkah Kamu mendengarnya, meski sepatah kata?
Tidakkah Kamu tahu apa yang aku rasakan?

Hampir mati aku dibuatnya
Perasaan ini seperti hidup dan menggerogoti relung hatiku
Bergerak perlahan kesana kemari tanpa henti
Dia tidak mengenal lelah

Kenapa Kamu terasa begitu jauh?
Sampai tanganku tidak sanggup menggapainya
Rasanya seluruh kakiku terpaku di tempatku berdiri
Aku seperti dibius total, tidak berdaya

Saat berkaca, kadang aku menangisi diriku
Bahkan aku menghina diriku sendiri
Tapi mengapa Kamu tetap diam dan tidak bertindak?
Sejauh itukah diriku untuk Kamu pegang?
Sudah matikah waktuku bagiMu?

Di mana tanganMu yang gagah perkasa?
Yang pernah melumerkan benteng hatiku
Di mana sayapMu yang terbentang lebar?
Yang pernah menaungi aku dari terik matahari

Dalam gelapnya lembah aku terus berpikir
Mungkin bukan Kamu yang diam atau pergi menjauh
Dalam pekatnya malam aku sadari aku tergantung mati
Semua karena sedemikian hebat cintaku terhadap hitam

Waktu ternyata terus berputar
Tidak pedulikan seberapa kokoh aku menghalanginya
Tapi tidak masalah, karena sekarang aku tahu di mana Kamu
Tidak jauh dari saat aku menumpukan jari-jari kedua tanganku

Ya, aku yakin Kamu yang memegangku erat
Kurasakan lagi eratnya pelukan itu
Dekapan yang pernah menghangatkanku
Senyuman yang mewujudkan sejuta inginku

### Dear Lord, if there's someone who never leaves me it must be You ###