Teringat sebuah cerita dalam kitab Keluaran di Perjanjian Lama mengenai seorang pahlawan besar di Israel, Musa. Waktu Musa diperintahkan Tuhan membebaskan Bangsa Israel dari Mesir, Tuhan hanya memberi Musa sebuah tongkat. Kenapa tongkat? Silakan baca di Kitab Keluaran apa yang Musa lakukan bersama tongkatnya waktu dia menantang Firaun dan para ahli nujumnya dengan gagah berani. Yang saya mau ceritakan adalah mengenai keberadaan dan arti tongkat itu sendiri. Dalam sebuah adat kuno Israel, semua orang yang hidup mengembara rata-rata memiliki tongkat pusaka. Tongkat tersebut terbuat dari bahan kayu yang kuat dan solid. Sepanjang si pemilik tongkat ini hidup, dia akan mengukir kenangan atau pelajaran yang dia dapati selama hidup di tongkat tersebut. Dia ukir di tongkat itu dengan bahasa/simbol/tanda yang biasanya hanya dia yang mengerti artinya. Itu yang dilakukan Musa selama hidupnya, mengukir pengalamannya berjalan bersama Allah yang luar biasa. Hal itu membuat Dia tidak pernah lupakan apa yang pernah Allahnya lakukan bersama dia.
Dulu saya pikir menyenangkan kalau memiliki diary. Yah, agak seperti cewek sih. Mellow. Ha3x. Tapi honestly dulu saya punya diary yang isinya hal-hal yang saya alami sehari-hari, entah itu sesuatu yang menyebalkan atau menyenangkan. Biasanya diawali dengan kata-kata 'Dear Diary.' Weeek! Sampai akhirnya saya mendapat pelajaran berharga mengenai tongkat Musa ini. Sejak hari itu saya memutuskan untuk tidak lagi membuat diary, tapi membuat jurnal kehidupan saya. Salah satu bentuk jurnal saya adalah blog ini.
Lho, memang apa bedanya diary dan jurnal? Saat menulis diary, orang cenderung menulis apa yang dia alami dan rasakan saja. Orang larut dengan perasaan yang dia rasakan saat itu dan menumpahkannya ke tulisan. Diary membuat orang menulis hanya tentang dirinya dan dari sudut pandang dirinya saja. Sedangkan jurnal tidak seperti itu. Jurnal bukan hanya berisi peristiwa atau perasaan yang dia alami saja, tapi apa pelajaran yang dia dapatkan dari hal-hal yang dia alami dalam hidupnya. Dalam hal ini pelajaran atau pengalaman apa yang kita dapatkan selama kita berjalan bersama-sama dengan Tuhan.
Tuliskan hari-hari yang kita lewati bersama Tuhan, entah pada saat kita sedang berada di padang rumput hijau yang menyegarkan atau pun saat kita sedang berada di dalam lembah kekelaman. Karena selalu ada pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari pengalaman-pengalaman kita bersama Tuhan.
nb: Lima atau sepuluh tahun yang akan datang, baca kembali jurnal-jurnal kehidupanmu, dan engkau akan sangat terpesona dengan apa yang Tuhan sudah lakukan bersama dengan hidupmu.
No comments:
Post a Comment