Sekitar 3 hari terakhir gue flu berat. Gak tau apa penyebabnya. Mungkin sih gara-gara debu di kamar gue. Maklum tuh kamar jarang gue urusin, soalnya cuma buat tidur aja dari malem sampe pagi. That's all. Kalo liburan, gue lebih pilih tidur di kamar nyokap gue di lantai bawah, lebih adem. Pernah gue itung-itung, ternyata dalam setahun belum tentu gue bersihin tuh kamar. He he he ... Nggak heran juga 'kan kalo akhirnya gue sering flu. Nah, untungnya gue punya mbak yang selalu beresin kamar gue tiap kali berantakan. Thanks God! Tapi, karena dia udah punya umur, jadi beresinnya pun seadanya. But, it's okay. Dari pada nggak sama sekali. Right or right?
Back to the topic. Nah, gue punya kebiasaan rada jelek kalo flu berkepanjangan. Bawaannya nggak sabaran dan pengen marah. Gue nggak tau dengan orang lain, mungkin ada yang seperti itu juga. Contohnya, kalo lagi di jalan, kebetulan gue suka naik motor kalo kemana-mana, ada yang lelet banget bawa motornya, pasti deh gue kesel dan klaksonin terus tuh orang terus biar minggir. Kalo lagi nggak flu sih, gue nggak begitu-begitu amat, loh. Terus, contoh lagi, kalo misalnya pencet sms dan pas send messages, failed, apalagi udah nunggu lama. Wah, itu rasanya mau meledak. But, anyway, gue ngerasa kadang hal-hal seperti itu dateng ke gue buat melatih kesabaran gue. Maksudnya, kesabaran gue akan segala hal. Yah, bisa dibilang gue tipe cowok yang kalo lakuin apa-apa, maunya cepet. Tapi, bukan cepet yang asal-asalan, loh. Cepetnya penuh perhitungan. Mungkin itu dia, nggak segala sesuatu itu bisa dilakukan dengan cepat. Kadang ada hal yang need to spend more time.
Yeah, mungkin lewat flu, gue bisa belajar apa arti sabar. Sabar seperti kalo gue lagi nggak flu. Soalnya, bukan maksud menggurui nih, ada yang pernah bilang, segala sesuatu itu baru bisa dibilang tulus kalo kita melakukannya dalam keadaan yang justru tidak kita harapkan. Ngerti, nggak? Maksudnya begini, gimana mungkin kita bisa belajar sabar dalam keadaan yang baik dan semuanya berjalan mulus seperti yang kita inginkan. Kalo begitu, tentu aja semua orang bisa sabar, bukan? Tapi, kita baru bisa benar-benar dibilang sabar kalau kita sanggup menunjukkan kesabaran kita di kondisi yang seharusnya kita tidak sabar.
Dalam perjalanan kehidupan saya, banyak hal terjadi yang tidak saya mengerti. Namun seorang Pribadi memberikan pengertian yang begitu luar biasa dalam hati saya. Semoga apa yang terjadi di dalam hidup saya ini, bisa berguna bagi banyak orang. Saat kata-kata begitu sulit untuk mengungkapkan segala sesuatu, biar tulisan yang berbicara untuk menjelaskan. This blog is story about my past, my present, and my thoughts of the future ...
Friday, February 18, 2005
Wednesday, February 16, 2005
Sudah Separuh Masa
Aku berjalan tanpa arah
Meraba dinding yang gelap dan tak bertepi
Tertatih, menyeret tubuh yang lunglai
Terluka, perih dan terasa sakit
Mencoba bertahan di tengah teriakan
Yang mendengung panjang di telinga
Tidak habis sekalipun terlelap
Atau pun terjaga di pagi hari
Haruskah aku berlari sepanjang jalan?
Tidakkah ada kesempatan untuk berdiam
Sekedar melihat indah dunia yang semestinya
Ku lelah, jenuh dan ingin menangis
Tidak! Aku tidak boleh berhenti
Separuh masa telah kutempuh
Harus kuselesaikan perjalanan mendaki ini
Pasti setitik cahaya menanti di ujung sana
Meraba dinding yang gelap dan tak bertepi
Tertatih, menyeret tubuh yang lunglai
Terluka, perih dan terasa sakit
Mencoba bertahan di tengah teriakan
Yang mendengung panjang di telinga
Tidak habis sekalipun terlelap
Atau pun terjaga di pagi hari
Haruskah aku berlari sepanjang jalan?
Tidakkah ada kesempatan untuk berdiam
Sekedar melihat indah dunia yang semestinya
Ku lelah, jenuh dan ingin menangis
Tidak! Aku tidak boleh berhenti
Separuh masa telah kutempuh
Harus kuselesaikan perjalanan mendaki ini
Pasti setitik cahaya menanti di ujung sana
Subscribe to:
Posts (Atom)